Psikologi Transformatif: Re: [psikologi_transformatif] Salam Perpisahan untuk Adhi Purwono

Jumat, 18 Januari 2008

Re: [psikologi_transformatif] Salam Perpisahan untuk Adhi Purwono

Lhhhaaaa..... ngambek lagi .... !

Segitu gampangnya mutusin persahabatan yang umurnya tahunan,
cuma gara-gara diminta instrospeksi.

Lama-lama habis sahabatmu cent ...., yang mau deket ama kamu,
yang masih merasa kamu ada manfaatnya bagi dia, ato orang-orang
istimewa macem pak Aryo.

Saran instrospeksi itu saran bagus cent .... !
Dasar elo aja yang ndak tau diuntung, diperhatiin orang lain,
bukannya bilang makasih..... malah ngambek.... payah .....!!!

On 1/19/08, vincentliong <vincentliong@yahoo.co.nz> wrote:

e-link:
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/37988
adhi_p@... wrote:

Akhirnya aku sendiri tidak bisa menahan diri lagi.

Manneke aku setuju denganmu. Silahkan INTROSPEKSI DIRI CENT. Aku udah
CAPEK mempercayaimu sebagai teman.

Tapi bukan berarti aku telah setuju tentang kampanye caci-maki seperti
yang dilakukan pabrik dulu. Namun bagiku masalah itu sudah selesai
karena tak ada yang kampanye caci-maki lagi seperti dulu. Apalagi
menganggap sebagai TEROR...ITU CUMA KHAYALAN VINCENT....

Salam keprihatinan,
Adhi Purwono.

Vincent Liong answer:

Adhi Purwono beberapa tahun kita saling kenal secara tulus tanpa
berharap apa-apa darimu aku berusaha mengangkat kamu seperti misalnya
dengan mengajak kamu nongol di Kick Andy Show. Dalam hati kecilmu kau
tahu bagaimana di dunia nyata sikapku terhadap teman.

Seperti yang dilakukan Audifax kau bisa jual aku untuk membeli
kebutuhan yang lain. Misalnya ketika kau karena tidak mau lagi
mendapat teror dari pabrik_t jadi membantu pabrik untuk
menjelek-jelekkan aku di komunikasi_empati@yahoogroups.com soal aku
otoriter, dlsb lalu ketika aku tanya per telepon kau tidak berani lalu
kau bilang bahwa itu hanya pengandaian yang bisa aku jawab tanpa
pretensi negatif; itu tidak gentleman Adhi. Makanya per hari itu aku
memutuskan persahabatan dengan kamu.

Keselamatan memang seolah-olah bisa dibeli, tetapi harga diri tidak.
Ingat ketika aku telepon setelah kau memposting email menjawab
pertanyaan Mr.Goen sbb:
"""""
haloooooo kalau sudah krisis eksistensinya selesai, bisa join milis
lagi yaaaaaaa.......

salam,
goen
"""""

Lalu kau jawab dhi:
"""""
Yoi....:)

Lagi bikin buku lagi nih pak Goen? ;)

Salam,
Adhi Purwono.
"""""

Per detik ini kau sudah dengan jelas menjual dirimu yang tadinya
memiliki kebebasan ngomong tanpa takut tekanan menjadi pelacur yang
harus menjual harga diri sendiri untuk bisa tetap melanjutkan hidup.

Aku tidak pernah menyuruhmu menjadi apapun dhi hanya ingat pesan gw,
jangan serang apalagi fitnah gw. Kau sudah melanggar pesan gw itu.

Pengalaman ini akan menghantuimu, kau akan jadi juru kampanye mereka
untuk merekrut orang-orang baru yang membenci gw dan setiap tindakan
itu akan membunuhmu pelan-pelan karena kau harus buang jauh-jauh bahwa
gw pernah jadi orang baik di pengalaman elo, kau harus sugestikan tiap
hari kejahatan gw, hafalkan dan katakan berulang-ulang.

Kalau kau bisa lewati perkjalanan ini kau akan sampai pada dua pilihan:
* Menjadi Adhi Purwono yang akhirnya memutuskan tidak minder lagi
agtau menuduh orang lain otoriter untuk menutupi perasakan rendah diri.
* Menjadi kakitangan orang lain, menuruti kepentingan orang lain dan
mengkhianati hati kecilmu seumur hidup. Kalau soal ini kau bisa
belajar dari Mr. Goen yang berjualan hati nurani dengan menipu porang
supaya salah beli buku The Secreet yang sampulnya dibuat sama 99%
dengan The Secreet of better life (tulisan "of better life" dana nama
penulis diketik dengan ukuran sangat kecil sehingga tidak tampak oleh
mata pembeli).

Selamat menjalani perjalananmu Adhi Purwono, nikmatilah ketiadaan
dirimu karena dirimu bukan milikmu lagi.

Ttd,
Vincent Liong